BERKALI-KALI dia menolak, tapi wajah gadis itu masih muncul dalam kepalanya. Wajah suram dengan renungan yang sukar dia tafsir akan maknanya. Tapi, pandangan mata basah itu terasa bagaikan pernah ditatap. Entah bila. Tapi, sepertinya dalam kisah lalu yang dia sendiri mahu lupakan.
Haq pejamkan mata. Mencari dan terus menyelak
segala kisah yang ada dalam sejarah hidupnya. Dia tak pernah ingat wajah itu
tapi sepasang mata yang memandangnya tak ubah seperti merayu untuk diselamatkan
itu pasti terselit di celah lipatan ingatan.
Biarpun selama ini dia sering kali dihidangkan
dengan pandangan yang memualkan, tapi dia juga yakin yang dia pernah melihat
renungan seperti itu walau hanya sekali. Renungan yang cukup lantang berbicara
biarpun bibir itu terkatup rapat.
“Muda ke tua driver teksi tu?” Haq tiba-tiba menyoal pembantu setianya, Jay.